Radio Rodja 756 AM

Radio Rodja 756 AM dari Radio Rodja 756AM

Radio Rodja 756AM

Menebar Cahaya Sunnah

Dengarkan episode terakhir:


Menghindari Perdebatan dengan Anak merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 06 Dzulqa’dah 1445 H / 14 Mei 2024 M.







Kajian Tentang Menghindari Perdebatan dengan Anak



Untuk bisa mempengaruhi, seseorang harus menghindari perdebatan yang sengit, cacian, hinaan, apalagi makian yang menyebabkan munculnya rasa marah dan permusuhan. Sebaliknya, hendaknya kita fokus untuk memecahkan masalah. Kadang-kadang perhatian kita teralihkan kepada hal-hal yang sebenarnya tidak berkaitan dengan masalahnya. Kita mulai emosi, kemudian mengucapkan kata-kata yang tidak berfaedah. Misalnya, “Kamu sudah disekolahkan, kok seperti itu? Kok seperti ini?” atau kata-kata sejenisnya yang seolah-olah kita justru mengungkit-ungkit kebaikan-kebaikan yang sudah kita lakukan kepadanya.



Padahal apa yang sudah kita lakukan kepadanya itu anggaplah sebagai amal shalih. Kedepannya, kita terus berusaha untuk berbuat baik kepada anak-anak kita, bukan justru mengungkit-ungkit. Itu bisa dikategorikan sebagai mannan (mengungkit-ungkit kebaikan).



Memang boleh menyebutkan kebaikan untuk tujuan pendidikan, tetapi lihat konteksnya. Yaitu konteksnya betul-betul pendidikan dan orang yang mendengar ungkitan kita itu mengerti bahwa ini tujuannya untuk mendidik dan mengarahkannya, bukan untuk merendahkannya.



Jadi, tidak di setiap momen kita boleh mengungkit kebaikan kepada orang lain dengan alasan ingin memberikan pelajaran. Kadang-kadang, perbedaan antara nasihat dan mempermalukan itu tipis. Begitu juga, perbedaan antara pelajaran dan hinaan. Maka, itu kembali kepada tujuan dan niat kita. Kadang-kadang, tanpa alasan yang jelas, kita mengungkit-ungkit kebaikan. Itu tidak dibenarkan, itu tergolong mannan, yang mana Allah tidak akan melihat pelakunya, tidak berbicara dengannya, tidak menyucikannya dari keburukan, dan baginya adzab yang pedih.



Biasanya, dalam dialog seperti ini, orang tua yang tidak bisa mengontrol emosinya jatuh dalam hal-hal seperti itu. Mereka mulai mengungkit kebaikan-kebaikannya, apa yang sudah dilakukannya kepada anaknya.



Jadi, hindari perdebatan. Kita tidak perlu berdebat dengan anak-anak kita. Itu bukan levelnya. Yang perlu dilakukan adalah tukar pikiran, berdiskusi, berdialog, bukan berdebat. Setan biasa menggunakan majelis-majelis debat untuk menggiring seseorang kepada kebatilan atau menjebak seseorang kepada kesalahan.



Nabi tidak berdebat dengan pemuda yang meminta izin berzina dengan mengatakan, “Apakah kamu tidak tahu zina itu haram?” Nabi juga tidak menyampaikan dalil-dalil yang panjang atau dengan cara menghardik. Nabi tidak memberondongnya dengan hal semacam itu, walaupun zina adalah perkara mendasar yang setiap muslim tahu bahwa itu haram.



Coba lihat bagaimana dialog Nabi dengan pemuda tersebut. Luar biasa, Nabi tidak mengajaknya debat, tapi berusaha membangkitkan rasa empatinya terhadap orang lain. Dengan demikian, pemuda itu bisa merasakan akibat atau konsekuensi dari perbuatannya. Kadang-kadang orang tidak berpikir sejauh itu, namun setelah tahu, mereka mungkin berpikir ulang untuk melakukan apa yang diinginkannya.



Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.



Download mp3 Kajian













Episode sebelumnya

  • 3865 - Menghindari Perdebatan dengan Anak 
    Fri, 17 May 2024 - 0h
  • 3864 - Bab Berkhianat dan Membatalkan Janji 
    Thu, 16 May 2024
  • 3863 - Kisah Nabi Luth ‘Alaihis Salam 
    Thu, 16 May 2024
  • 3862 - Obat Nafsu Syahwat 
    Wed, 15 May 2024 - 0h
  • 3861 - Penyimpangan Kaum Sufi dalam Hal Menghinakan Diri 
    Tue, 14 May 2024 - 0h
Tampilkan lebih banyak episode

Lebih banyak podcast agama & spiritualitas Indonesia

Lebih banyak podcast agama & spiritualitas internasional

Podcast Radio Rodja lainnya

Pilih genre podcast